Jumat, 20 November 2015

Laporan Praktikum Warna Tanah



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH


WARNA TANAH







  
DI SUSUN OLEH :

NAMA                                    : YOHANIS SARMA
            NIM                                        : G11115536
            KELAS/ KELOMPOK          : E /14
            ASISTEN                               : MAGFIRAH DJAMALUDDIN



LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015





I.       PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan. Walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah, tetapi kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah. Misalnya, warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik tinggi, warna kelabu menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan lanjut (Susanto 2005).
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna baku yang terdapat  pada Munsell Soil Color Chart. Penentuan ini meliputi penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan selaput liat, warna karatan dan konkresi, warna plintit dan warna humus.
Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan, yaitu: kilap (hue), nilai (value), dan kroma (chroma). Kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya. Nilai berhubungan dengan kebersihan warna. Kroma kadang-kadang disebut kejenuhan, yaitu kemurnian relative dari spektrum warna.
Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan pengamatan tentang proses terjadinya pelapukan dan untuk mengetahui sifat-sifat tanah dan kandungan bahan organik tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat  menentukan warna tanah yang diambil dari daerah masing-masing sesuai dengan petunjuk buku Munsell Soil Color Chart.Sedangkan kegunaan dari pratikum ini adalah agar mahasiswa dapat membedakan warna dari setiap lapisan tanah dan mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan warna tanah dengan buku buku Munsell Soil Color Chart.







II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah (Hanafiah 2014).
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah  umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,  yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi ( ). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi ( ) misalnya dalam senyawa  (hematit) yang berwarna merah, atau . 3  (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang. Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor yaitu jenis mineral dan jumlahnya, kandungan bahan organik tanah, kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah (Hanafiah 2014).
2.2 Warna Tanah Sebagai Indikator Kesuburan Tanah
Warna tanah merupakan sebagai indikator dari bahan induk untuk tanah yang baru berkembang, indikator kondisi iklim untuk tanah yang sudah berkembang lanjut, dan indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan, coklat-kemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh  kandungan bahan organik yang berwarna gelap,  makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna makin gelap. Intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan Kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah berwarna lebih terang (Hanafiah 2014).
            Warna tanah  tidak secara langsung berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, tetapi tak langsung melalui daya pengaruhnya atas suhu dan lengas tanah. Warna tanah merupakan karakteristik tanah yang penting karena berhubungan dengan kandungan bahan organik: warna hitam dan hitam kecoklatan (Susanto 2005).
Warna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah tersebut dengan warna standar pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku ini disusun tiga variabel, yaitu hue, value dan chroma hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan dan Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral  ke warna lainnya (Gusli  2015).





III. METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikun pengamatan warna tanah dilaksanakan pada hari Kamis, 15  oktober 2015,  pukul 10.00 WITA sampai selesai dan bertempat  di Pelataran HIMTI,  Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2. Alat dan bahan
Bahan-bahan yang perlu diperlukan adalah sampel tanah dari tiga lapisan tanah dan air. Peralatan yang diperlukan adalah Munsell soil color book dan labuh semprot
3.3. Prosedur Kerja Praktikum Warna Tanah
1. Mengamati warna tanah secara langsung  tidak perlu diamati dilaboratorium, tetapi harus dengan kondisi cahaya yang cukup.
2. Mencocokkan tanah dengan buku Munsell,tapi sebelumnya tetapkan apakah tanah dalam keadaan kering, basah, atau lembab.
3. Mematahkan  bongkahan tanah yang akan diamati, agar kelihatan warna matriksnya.





















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil pengamatan dijelaskan didalam tabel berikut:
Tabel 3. Warna Tanah.
Lapisan
Hue
Value
Chroma
Keterangan
I
10 YR
4
6
10 YR 4/6 (Dark yellowish brown)
II
7,5 YR
4
6
7,5 YR 4/6 (Strong brown)
III
7,5 YR
3
2
7,5 YR 3/2 (Dark brown)

4.2. Pembahasan
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang terdapat pada buku Munsell Soil Color Chart,  warna dinyatakan dalam tiga satuan atau kriteria, yaitu kilapan (hue), nilai (value) dan kroma (chroma), menurut nama yang tercantum dalam lajur buku tersebut, kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya, nilai berhubungan erat dengan kebersihan suatu warna dari pengaruh warna lain dan kroma yang kadang-kadang disebut juga dengan kejernihan yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna
Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah tanah diatas, terlihat bahwa setiap lapisan tanah memiliki warna yang yang berbeda-beda. Lapisan satu yang diambil pada kedalaman 0-25 cm. yang merupakan tanah pada lapisan paling atas dengan warna Dark yellowish brown. Dark yellowish brown adalah warna yang mempunyai nilai Hue= 10 YR, Value= 4 dan chroma= 6. Biasanya ditulis dengan menggunakan notasi 10 YR 4/6 menurut buku Munsell Soil Color Chart.
Lapisan dua yang diambil pada kedalaman 25-45 cm. yang merupakan tanah pada lapisan kedua dari atas yang memiliki warna Strong Brown. Strong Brown adalah warna yang mempunyai nilai Hue= 5 YR, Value= 4 dan chroma= 6. Biasanya ditulis dengan menggunakan notasi 5 YR 4/6 menurut buku Munsell Soil Color Chart.
Lapisan tiga yang diambil pada kedalaman 45-75 cm, yang merupakan lapisan tanah ketiga dari atas, yang memiliki warna Drak  Brown .Dark Brown adalah warna yang mempunyai nilai Hue= 10 YR, Value= 4 dan chroma= 6. Biasanya ditulis dengan menggunakan notasi 10 YR 4/6,  menurut buku Munsell Soil Color Chart.

Dilihat dari Perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain terlihat jelas dan nyata   pada lapisan kedua, warna tanahnya berbeda dengan lapisan satu dan tiga, begitu juga dengan lapisan satu dan tiga. Lapisan satu berwarna agak gelap karena mengandung bahan organik sedangkan lapisan dibawanya sudah mulai terang karena bahan organiknya makin berkurang karena telah megalami pencucian. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2014) yang menyatakan bahwa tanah yang berwarna gelap berarti mengandung bahan organik sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berbahan organik rendah.
            Tanah yang telah diamati memiliki warna yang tidak murni terutama pada lapisan satu yang berwarna gelap coklat kekuningan  karna tanah pada lapisan pertama merupakan campuran dari warna coklat dengan warna kuning. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanfiah (2014) yang mengatakan bahwa kebanyakan tanah memiliki warna tanah yang tidak murni karena merupakan campuran dari beberapa warna.
Menurut Foth D (1998)  Tanah dengan drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada lapisan atas (top soil), sehingga berwarna gelap.  Tanah bagian bawah memiliki sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda.  Bila drainase agak baik, air dan suhu menguntungkan untuk peristiwa kimia, besi (Fe) dalam tanah teroksidasi sehingga menjadi senyawa yang berwarna merah dan kuning. Jadi dapat disimpulkan bahwa tanah yang diamati berdasarkan tabel diatas berwarna coklat gelap pada lapisan pertama karna mengandung bahan organik.
Dari pengamatan pada tabel diatas kita dapat mengetahui sifat-sifat tanah yaitu kita dapat mengetahui tanah yang mengandung bahan organik dan membedakan tanah yang berdrainase baik maupun buruk. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim,dkk., (1986) yang mengemukakan bahwa warna tanah merupakan sifat morfologi yang bersifat nyata dan mudah di kenali.  Warna tanah dapat di gunakan sebagai petunjuk sifat-sifat tanah seperti kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase serta  menggunakan warna tanah dalam mengklasifikasikan tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon dalam tanah.







V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang terdapat pada buku “Munsell Soil Color Chart”. Warna pada lapisan satu adalah Dark yellowish brown   dengan notasi 10 YR 4/6 .Warna pada sampel 2 adalah Strong brown dengan notasi 7,5 YR 4/6. Warna pada sampel 3 adalah Dark brown dengan notasi 10 YR 4/6.
5.2. Saran
Dalam praktikum haruslah dilakukan dengan sangat teliti supaya tidak keliru menentukan warna.
















DAFTAR PUSTAKA
Foth,HD dan L.N.Turk .1998.Fundamental of soils science. New York:fifth Ed.John.waley&soil.
Gusli, S. 2015. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah. Makassar: Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.
Hakim. N. dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung.
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius


Kamis, 19 November 2015

Laporan Praktikum Profil Tanah



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
PROFIL TANAH TANAH








DI SUSUN OLEH :

NAMA                                    : YOHANIS SARMA
            NIM                                        : G11115536
            KELAS/ KELOMPOK          : E /14
            ASISTEN                               : MAGFIRAH DJAMALUDDIN



LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015









I. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organik yang dalam keadaan padat,gas, dan cair (Susanto 2015).
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut profil tanah (Hanafiah 2014).
Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air
Berdasarkan uraian diatas,  maka pengamatan profil tanah perlu di lakukan
mengingat besarnya manfaat tanah bagi kehidupan kita sehari-hari serta terdapatnya berbagai jenis tanah yang memiliki jenis penggunaan yang berbeda sekaligus dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah pengamatan langsung di lapangan mengenai profil tanah dan untuk mengamati lapisan-lapisan tanah dan manfaat praktikum adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.
           



II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Tanah
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas ke batuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih di pengaruhi cuaca disebut solum tanah. Horizon O-A disebut horizon tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah 2014).

Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir berselang-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang di tempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman (Maidhal 1993).
            Definisi lain dari profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar dengan permukaan tanah. Profil tanah dipelajari dengan mengenali tanah dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi merupakan sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil tanah (Tim Asisten dan Dosen, 2015).     

2.2  Sifat Tanah
2.2.1  Sifat fisik Tanah
a.Tekstur
Yang dimaksud dengan tekstur tanah yaitu besar kecilnya butiran-butiran tanah, dimana tekstur ini dapat kita bedakan jadi tiga kelas yaitu tanah pasir, lempung dan tanah liat. Tekstur tanah yang baik adalah tanah lempung dengan perbandingan antara pasir, debu dan tanah liat harus sama, sehingga tanah tidak terlalu lepas dan tidak terlalu lekat (Maidhal 1993). 
Berdasarkan teksturnya maka tanah digolongkan menjadi: Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5%  liat atau bertekstur liat, liat berdebuhatau liat berpasir. Tanah bertekstur sedang terdiri dari tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar. Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus dan lempung, lempung berdebuh. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus (Hanafiah 2014).
b. Struktur
Struktur tanah adalah penyusun antar partikel tanah primer dan bahan organik serta oksida, membentuk agregat sekunder. Tanah dikatakan memiliki struktur lepas butir, bila butir-butir tanah letaknya berderai atau terlepas satu sama lainnya, sedangkan tanah berstruktur remah bila butir-butir tanah berkumpul membentuk semacam kerak roti. Dan struktur remah merupakan struktru tanah yang paling baik untuk dijadikan sebagai tanah pertanian. Tanah yang berstruktur gumpal ditandai dengan butir2 tanah melekat sangat rapat satu sama lain (Susanto 2005).
c.Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya (Hanafiah 2014).
d. Temperatur Tanah
Temperatur tanah mempunyai peranan penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan tanaman tingkat tinggi, aktivitas organisme tanah, pelapukan, dekomposisi dan humufikasi bahan organik, srtuktur, air tanah dan udara tanah. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi permukaan tanah. Kehilangan ini tergantung pada musim panas, siang hari, warna tanah dan kandungan lengas (Susanto 2005).
e.Warna Tanah
Warnah tanah merupakan salasatu ciri tanah yang jelas dan paling menonjol sehingga muda terlihat dan sering digunakan dalam memerikan dari pada ciri tanah lain, kususnya orang awam. Warna tanah tidak secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tetapi tak langsung melalui daya pengaruhnya atas suhu dan legas tanah (Susanto 2015).
2.2.2  Sifat Kimia Tanah
Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk koloid, yaitu liat dan bahan organik kedua bahan koloid ini berperan langsung atau tidak langsung dalam mengatur dan menyediakan hara bagi tanaman. Pada umumnya reaksi-reaksi yang terjadi didalam tanah tanah diimbas oleh tindakan faktor tertentu (Susanto 2005).
1. Pertukaran Ion
Pertukaran ion berperan dalam penilaian tingkat kesuburan tanah. Koloid tanah yang berperan aktif dalam proses pertukaran dan jerapan ion adalah kaloid anorganik dan kaloid organik. Bahan-bahan tersebut mempunyai permukaan spesifik tinggi. Proses pertukaran dalam fraksi debu (2-50 µm) kemungkinan sangat rendah, sedangkan pada fraksi pasir (2µm-2mm) tidak terjadi sama sekali (Susanto 2005).
2. Reaksi Tanah
 Reaksi tanah diukur dan ditulis dengan pH, sama dengan –log [ ], berkisar antara  sampai  mol/liter. Makin tinggi konsentrasi ion H, makin rendah pH tanah dan makin asam reaksi tanah.  Pada umumnya keasaman tanah dibedakan atas asam, netral dan basah. Ion  dihasilkan oleh kelompok organik yang dibedakan atas: kelompok karboksil R-COOH dan kelompok fenol R-OH , hidrat , oksidasi senyawa suatu penggunaan pupuk yang bereaksi asam (Susanto 2005).
2.3. Faktor Pembentuk Tanah
Lapisan-lapisan pembentukan tanah ditentukan pada ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalannya mulai dari lapisan batu-batuan sampai kepermukaan tanah. Setelah diketahui solum tanah  itu kemudian ditentukan pada ketebalan solum tanah itu kemudian ditentukan tebalnya lapisan atas tanah dan lapisan bawahnya satu sama lainnya akan menunjukkan perbedaan yang mencolok. Lapisan atas top soil merupakan tanah yang relatif subur dibandingkan subsoil karena banyak mengandung bahan organik dan biasanya merupakan lapisan olah tanah bagi pertanian yang memungkinkan  dapat terjadi keberhasilan usaha penanaman diatasnya (Foth.H.D, 1999).
           Dalam faktor pembentukan tanah,dibedakan atas dua golongan yaitu faktor pembentuk tanah secara pasif dan faktor pembentuk tanah secara aktif.  Faktor pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,topografi dan waktuatau umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup (Foth H.D 1999) .
1. Bahan Induk
Bahan induk adalah batuan yang padu dan tak padu yang mengandung mineral dan terdapat dipermukaan bumi. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat lain. Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk pelapukan,  komposisi mineral dari tanah,  dan kesuburan kimia tanah. Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas permeabilitas air (Susanto 2005).
2. Topografi
Topografi miring mempergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Ada tiga cara topografi mengubah tanah yaitu mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah sehingga sangat mempengaruhi kelembaban, mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah yang diakibatkan oleh erosi, mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain (Foth.H.D, 1999).
3. Waktu
Periode pembentukan akan menentukan jenis dan sifat tanah yang terbentuk disuatu kawasan, karena waktu memberikan kesempatan kepada empat faktor pebentukan tanah untuk mempengaruhi proses-proses pembentukan tanah. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama (Hanafiah 2014).
4. Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabkan terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transvirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (Hanafiah 2014).
5. Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi tanah. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Diantara berbagai organisme vegetasi atau mikroflora merupakan yang paling berperan penting dalam mempengaruhi proses perkembangan tanah, karena merupakan sumber utama biomas atau bahan organik tanah (Hanafiah 2014).           














III. METODOLOGI
3.1 Letak Astronomis dan Geografis
Berdasarkan letak astronomi pengamatan profil tanah ini terletak pada koordinat BT=050710,9dan 119o2813,1 LS. Berdasarkan letak geografisnya, sebelah utara terdapat kebun, sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman warga, sebelah barat terdapat irigasi, dan timur berbatasan dengan jalan.
3.2 Letak Administrasi
3.2.1. Topografi
Keadaan topografi  tempat pengamatan profil yaitu datar dan dengan kemiringan berkisar 3-5%.
3.2.2. Vegetasi
Vegetasi pada lokasi pengambilan sampel tanah berupa pohon pisang dan tanaman liar lainnya.
3.2.3. Iklim
Keadaan iklim sangat berpengaruh pada saat pengambilan profil, dimana curah hujannya berkisar antara 800-2500 mm/tahun
3.2.4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan pada tempat pengambilan profil yaitu sebagai tempat pembuangan sampah.
3.3 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Teaching Farm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, pada hari sabtu, 10 Oktober 2015 Pukul 14.00 WITA. Adapun pengamatan dilaksanakan pada hari minggu, 11 Oktober 2015 pukul 07.30.
3.4 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan yaitu cangkul, skop, linggis, cutter atau pisau, parang, meteran, ring sampel, lakban, kantong plastik gula, label. Adapun bahan yang digunakan dalam pengamatan profil tanah yaitu air dan sampel tanah



3.5 Prosedur Kerja
3.5.1 Penggalian profil
1. Menggali tanah dilakukan dengan alat bantu cangkul, sekop dan linggis.
2. Menggali sedalam 1,5 meter sampai mencapai beberapa lapisan tanah, luas profil dengan panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter.
3.5.2 Pengambilan Sampel Tanah Utuh
1. Meratakan dan membersikan lapisan akan yang diambil, kemudian letakkan ring sampel tegak lurus  pada lapisan tanah tersebut.
2. Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya sampai kedalam tanah.
3. Menggali  ring sampel beserta tanah didalamnya dengan pisau.
4. Meratakan permukaan ring.
5. Menutup dan simpan ring sampel didalam plastik.
3.4.3 Pengambilan Contoh Tanah Terganggu
1. Mengambil tanah dengan sendok atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil.
2. Masukkan kedalam kantong plastik yang sudah diberi label.



  
  
  
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Pengamatan Profil Tanah
Parameter pengamatan
Lapisan
I
II
III
Kedalaman Lapisan (cm)
0-25
25-50
50-75 cm
Batasan Lapisan
berombak
berangsur
berangsur
Topografi Batasan Lapisan
Berombak
Berombak
berombak
Warna (Munsell)
7,5 YR 3/2,
Drak Brown
7,5 YR 4/6,
Strong Brown
10 YR 4/6,
Dark Yellow Brown
Tekstur
Lempung berpasir
Lempung
Lempung berliat
Struktur
blocky
granular
blocky
Konsistensi
Kering
kering
kering
Karatan
Fe dan Mn
Fe
Fe

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap tanah mempunyai horison-horison yang berbeda. Lapisan I pada profil mempunyai kedalaman lapisan 25 cm, topografi batas lapisan tegas, dengan tekstur lempung berpasir, struktur bloky, konsistensi kering, dan berwarna Drak Brown. Lapisan ke 2 pada profil  mempunyai kedalaman lapisan 25-50 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau bergelombang, dengan tekstur lempung, struktur bloky, konsistensi tanahnya kring dan berwarna Strong Brown. Lapisan ke 3  pada profil  mempunyai kedalaman lapisan 50-75 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau bergelombang, dengan tekstur lempung, struktur bloky, pori-pori tanahnya berukuran sedang dan berwarna Drak Yellow Brown
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan profil diatas, bahwa setiap lapisan memiliki kedalaman dan batas lapisan yang hampir sama. Pada lapisan pertama kedalamannya 0- 25 cm, ada lapisan kedua kedalamannya sekitar 25-50 cm dan lapiasan ketiga 50-75 cm.  Hal ini didukung oleh Hanafiah (2014) yang mengatakan bahwa  lapisan tanah atas memiliki ketebalan solum sekitar 20 sampai 35 cm.
Dilihat dari batas tiap lapisan tanah menunjukkan perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain terlihat jelas, pada lapisan satu berombak sedangkan pada lapisan kedua dan ketiga batas lapisannya berangsur. Adanya batasan dan topografi lapisan ini sesuai dengan Susanto (2005) yang menyatakan bahwa lapisan-lapisan yang terbentuk pada profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batas-batasnya agak kabur atau berangsur .
Dilihat dari konsistensi tanah yang semua lapisan berkonsistensi kering, hal ini dapat dilihat saat tanah tersebut sangat susah dipecah dengan menggunakan tangan. hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (2005) yang mengemukakan bahwa tanah berkonsistensi kering yang sangat keras massa tanahnya sangat tahan terhadap tekanan sehingga cukup sulit dipecah dengan tangan.
Dilihat dari tiap warna tanah menunjukkan bahwa pada tiap lapisan berbeda. Perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain terlihat jelas dan nyata , pada lapisan kedua warna tanahnya berbeda dengan lapisan satu dan tiga, begitu juga dengan lapisan satu dan tiga. Lapisan satu berwarna agak gelap karena mengandung bahan organik sedangkan lapisan dibawanya sudah mulai terang karena bahan organiknya makin berkurang karena telah megalami pencucian Hal ini sesuai dengan pendapat (Hanafiah 2014) yang menyatakan bahwa tanah yang berwarna gelap berarti mengandung bahan organik sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berbahan organik rendah.
            Jika dilihat pada kandungan karatan dalam tanah pada tabel diatas, mengandung besi (Fe) dan mangan (Mn). Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut perna tergenang air kemudian mengalami kekeringan hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2014) yang mengemukakan bahwa karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan beberapa komponen tanah,kususnya besi (Fe) dan mangan (Mn), selama musim hujan dan kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami kekeringan.



V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa  Lapisan I pada profi mempunyai kedalaman lapisan 25 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau bergelombang,tekstur lempung, struktur keras, pori-pori  sedang dan berwarna Drak Brown. Lapisan 2 mempunyai kedalaman 25 sampai 45 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau bergelombang, tekstur lempung, struktur keras, pori-pori sedang dan berwarna Strong Brown. Lapisan 3  mempunyai kedalaman lapisan 45 sampai 75 cm, topografi batas lapisan tidak teratur atau bergelombang, dengan tekstur lempung, struktur sedang, pori-pori berukuran sedang dan berwarna Drak Yellow Brown.
5.2 Saran
Melihat keadaan profil tanah  yang di ambil terlihat bahwa tanahnya sangat keras dan tidak bisa digunakan sebagai lahan pertanian. Agar penggunaan tanah tersebut intensif maka sebaiknya dilakukan pengadaan pengairan (irigasi) mengingat sekarang adalah musim kemarau, agar dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali sebagai tempat untuk menanam berbagai jenis tanaman yang dapat memberikan keuntungan. Selain itu, juga dapat dilakukan penyuluhan di sekitar wilayah tersebut tentang jenis tanaman apa yang sesuai dengan jenis tanah disana agar tidak terjadi kesenjangan penanaman.











DAFTAR  PUSTAKA
Foth,H.D dan L.N.Turk .1999. Fundamental of soils science. New York:fifth Ed.John.waley&soil.
Gusli, S. 2015. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah. Makassar: Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Maidhal, 1993. Skripsi “Perbandingan sifat fisika tanah lapisan atas oxisol di  dataran tinggi dan dataran rendah”. Universitas Andalas Fakultas Pertanian. Padang.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.

           



LAMPIRAN

1.Penggalian Profil Tanah
           


2. Pengukuran profil tanah
       


3. Pengambilan sampel tanah terganggu
           


4. Pengambilan sampel tanah tidak terganggu